"ketika kau lewati bumi tempat ku berdiri, kedua mata ini tak berkedip menatapi pesona indah wajahmu mampu mengalihkan dunia ku.."
Afgan - Wajahmu mengalihkan duniaku
Rambut potongan F4 dengan hiasan kacamata frame kotak hitam sedikit tebal dan lebar ala 'masa kini' membuat 'mas-mas' penyanyi kafe ini sekilas mirip dengan penyanyi asli lagu tadi..
Mungkin tuntutan profesi aja harus dandan mirip artis, hehe
Ada sekitar lima puluh orang yg berada tepat di depan panggung tempat dia bernyanyi (bertugas -red), tapi mungkin yang memperhatikan dia hanya segelintir. Di tempat seperti ini, orang-orang yang datang biasanya berkumpul untuk melupakan penat bersama teman-teman atau teman dadakan (bayaran).
Redupnya cahaya lampu disini menambah nyaman suasana privasi yang semakin basah.
Jauh ceritanya dengan kabarku saat ini. Satu-satunya alasan aku setelah pulang les bahasa asing langsung pergi (cabut) ke tempat ini adalah Gina, my best friend. She called me to come here and i couldn't say no.
Lagipula akhirnya Gina menelpon teman-temanku yang lain untuk juga datang.
Tiba-tiba musik di atas panggung berhenti. Afgan look a like meminta perhatian seluruh pengunjung.
"Malam ini, adalah malam yang indah banget buat gue karena suatu kebanggaan banget bisa hadir di sini mempersembahkan lagu buat Denise yang sedang berulang tahun".
JENG!
Namaku disebut. Sok jaim ah, takut bukan aku yang dimaksud olehnya.
Kemeriahan dimulai ketika Ebem, my lovely smoochy, naik ke atas panggung mempimpin pengunjung lain bersorak.
"Happy birthday to you..
Happy birthday to you.."
Lagu standart ulang tahun itu menghipnotisku.
Aku mulai tersenyum terlalu bahagia menatap Ebem diatas panggung.
Dia belom pernah segila ini.
Sesaat lagu selesai, Ebem memintaku naik ke atas panggung agar ia bisa memberika bunga lili kesukaanku yang sejak tadi ada di balik punggungnya.
"Sayang, please come here.."
dan tepuk tangan mereka bersahut-sahutan.
Masih dengan rasa nggak percaya. He used not to be like this.
Malu-malu mau, aku beranjak dari tempat dudukku menuju dia.
Penonton pun hanyut dalam drama ini.
Setelah sebuket bunga lili berhasil sampai di tanganku,
Aku meraih microfone di dekatku sebagai ucapan terima kasih.
Penuh dengan senyum bahagia aku berucap
"Gue ga nyangka banget ada surprise ini. Apalagi dari laki gue. Selama ini, dia ngga pernah suka ngasih surprise ke gue."
Tatapanku mengeliling ke penjuru-penjuru ruangan ini.
Aku mencoba mengatakan kalimat selanjutnya menghadap ke Ebem di sebelahku.
"Selama tiga tahun kita pacaran, kamu belom pernah kasih aku surprise apa2. Aku pikir aku ga akan pernah dapet itu, karena kamu orangnya cuek banget.
Tapi malem ini,
Kamu bener-bener beda.
Makasi ya sayang.."
Then I drop some tears.
Penonton drama barusan bertepuk riuh. Mendadak kafe ini berubah menjadi panggung teatrikal drama kisah remaja bercinta kasih.
Oops,
ponselku berdering.
"Hallo sayang.. Aku udah mau berangkat jemput kamu nih, siap-siap gih.."
Suara Ebem yang sangat ku hafal barusan menelponku.
Hoamhh,
waktunya bangun dari mimpi indah dan bersiap-siap dijemput di hidup nyata.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar